11 August 2012

Wanita Merugi Di Bulan Ramadhan

Bulan puasa adalah kesempatan berharga untuk memanen pahala dan keridhaan Allah Subhaanahu Wa Ta'ala, agar kesempatan tersebut tidak hilang secara sia-sia, maka secara khusus untuk para muslimah kami akan paparkan beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam bulan suci ini, diantaranya :

1. Tidak berniat untuk berpuasa Ramadhan di malam hari
Puasa wajib tidak sama dengan puasa sunnat dalam berniat, Puasa sunnat boleh kita berniat kapan saja, misalnya pagi hari atau siang hari selama tidak pernah makan dan minum atau melakukan hal-hal yang memba-talkan puasa, maka saat itu boleh berpuasa sambil berniat. Adapun puasa wajib seperti Ramadhan dan puasa qadha, harus terlebih dahulu berniat di malam hari sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :

“Barang siapa yang tidak meniatkan puasa di malam hari (sebelum fajar) maka tidak ada puasa baginya” (HR. An Nasaa’i)


2. Tidak memperhatikan shalat-shalat fardhu
Berapa banyak orang yang shalat namun mereka tidak memperhatikan waktu-waktunya, rukun-rukunnya, syarat-syaratnya terlebih lagi kekhusyuannya. Banyak diantara kaum muslimin dan muslimat yang berpuasa tetapi tidak memperhatikan shalat bahkan mereka mengabaikannya, padahal Allah Subhaanahu Wa Ta'ala berfirman :


“Peliharalah segala shalat (mu), dan peliharalah shalat wustha (ashar). Berdirilah untuk Allah ( dalam shalatmu ) dengan khusyu’ (QS. Al Baqarah:238)

Kata “menjaga” dalam ayat tersebut mencakup menjaga waktunya dan tidak menunda-nunda waktunya seperti yang dilakukan oleh kaum munafiqin yang selalu menunda-nunda sampai akhir waktu, sehingga ketika melaksanakan shalat tidak bisa khusyu’ dan thuma’ninah bahkan terburu-buru.


3. Banyak waktu yang dipakai untuk di dapur
Terutama kaum muslimah justru lebih sibuk di dapur pada bulan Ramadhan seperti ini dibanding dengan bulan-bulan yang lain, karena mereka sibuk mengurus konsumsi, seakan-akan bulan Ramadhan ini adalah bulan untuk mencoba semua resep makanan walaupun hal seperti ini tidaklah dilarang, tetapi jangan berlebih-lebihan dalam memperguna-kan waktu untuk mengurus makanan, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan keluarganya terkadang berbuka dengan ala kadarnya. Diriwayatkan oleh imam At-Tirmidzi beliau bersabda :

“Tidaklah anak cucu Adam itu mengisi suatu tempat yang lebih buruk dari ia mengisi perutnya, cukuplah anak Adam itu mencicipi makanan sekedarnya saja yang dengannya bisa menegakkan tulang sulbinya, kalaupun merasa kurang cukuplah mengisi perutnya dengan 1/3 makanan, 1/3 minuman, 1/3 untuk nafas” (HHR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)


4. Melakukan hal-hal yang tidak berguna dan tidak bermanfaat
Misalnya membaca koran atau bacaan-bacaan yang tidak bermanfaat atau mendengarkan musik, menonton televisi.

Sedangkan para ulama salaf terkadang meninggalkan kajian ilmu-ilmu hadits atau ilmu-ilmu lainnya untuk sibuk dan tajarrud (mengkon-sentrasikan diri) membaca Al Qur’an apatah lagi hanya untuk hal-hal tersebut.

Imam Malik meninggalkan pengajaran Al Hadits dan Fiqh , hari-harinya hanya diisi dengan membaca Al Qur’an, bahkan saudara perem-puannya pernah ditanya apa yang diperbuat Imam Malik di rumahnya (pada bulan Ramadhan) dia menja-wab, bahwasanya beliau hanya sibuk dengan membaca mushaf (Al Qur’an) (Lihat Siyar A’laami Nubalaa 8/3)

Al Hasan Ibnu Shalih Ibnu Hayyi Ats Tsauri Al-Hamadzani beserta saudaranya Ali Ibnu Shalih dan Ibunya, mereka bertiga telah membagi setiap malam Ramadhan itu menjadi tiga, salah seorang diantaranya mem-baca 10 juz, lalu setelah tamat 10 juz beralih kepada yang lainnya sampai tamat 30 juz tiap malam di bulan Ramadhan. Setelah ibunya meninggal keduanya pun menamatkan Al Qur’an setiap hari, ketika salah seorang diantaranya mereka meninggal, maka yang satunya menamatkan Al Qur’an setiap malam 30 juz.

Lihatlah contoh teladan ini, Wahai para ibu muslimah! Beliau mampu mendidik anak-anaknya hingga akrab dengan Al Qur’an terutama sekali di bulan Ramadhan, lalu bagaimana dengan ummahat pada hari ini ?


5. Banyak berbicara
Banyak berbicara merupakan perbuatan yang banyak merugikan sebab disamping perbuatan sia-sia juga me-ngandung dosa jika yang dibicarakan adalah berbentuk ghibah, ngerumpi, terlebih-lebih lagi apabila membicara-kan kekurangan seseorang.

Orang yang berpuasa hendaknya menahan diri dari membicarakan aib seseorang, Allah Subhaanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Dan janganlah kamu mencari-cari kesala-han orang lain dan janganlah menggunjing sebahagian yang lain, sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka terntulah kamu merasa jijik kepadanya” (QS. Al Hujuraat:12)


6. Memiliki akhlak yang buruk
Sifat ini banyak yang menimpa kaum muslimin dan muslimat dalam bulan Ramadhan, masih banyak kita jumpai orang yang cepat marah, ter-singgung walaupun penyebabnya sangat sepele .

Bulan Ramadhan ini tempat latihan bersabar dan menahan marah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggandengkan antara berakhlak yang baik dengan derajat orang yang berpuasa, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya seorang mu’min yang mempunyai akhlak yang baik mencapai derajat orang-orang yang berpuasa sekaligus qiyamullail” (HR.Abu Daud dan Ahmad)


7. Sifat tamak dengan kehidupan dunia dan kikir berinfak di jalan Allah Subhaanahu Wa Ta'ala .
Masih banyak orang lalai berinfak dan bersedekah karena kuatnya doro-ngan N4FSU dan keinginan untuk menikmati kelezatan segala macam makanan dan memakai pakaian yang serba baru, padahal sifat tamak dan kikir sangat merugikan di dalam bulan Ramadhan sebab berinfak dan bersedekah di bulan ini adalah sangat utama, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas :

“Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam manusia yang paling dermawan dan bertambah kederma-wanannya di bulan Ramadhan “ (HR. Bukhari)

Di hadits lain Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:


“Barangsiapa yang memberi buka puasa kepada seseorang maka baginya pahala seperti pahala orang tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Artinya disiapkan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta'ala pahala khusus karena pahala sedekahnya (memberi buka puasa)


8. Haid dan nifas
Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa wanita setiap bulan kedatangan haidh sehingga mau tidak mau ibadah-ibadah yang dilakukan nyaris berkura-ng karena kedatangan tamu rutin setiap bulan. Tetapi situasi seperti ini tidak boleh menyebabkan kaum muslimah setelah datangnya haidh lalu bersantai dengan alasan haidh atau nifas, padahal masih banyak ibadah-ibadah yang lain yang dapat di kerjakan misalnya membaca Al Qur’an selama tidak menyentuh mushaf (ini pendapat yang kuat dikalangan ulama –Wallahu A’lam-), membaca hadist-hadits shahih begitu pula dengan tetap senantiasa berdzikir atau mendengar-kan kaset-kaset ceramah dan murattal.


9. Kurang perhatian dari sebagian ummahat untuk mendidik dan mentarbiyah anak-anaknya
Bulan Ramadhan merupakan mo-ment yang paling efektif untuk mentar-biyah mereka misalnya membiasakan-nya sejak kecil untuk berpuasa atau memerintahkan untuk shalat serta ibadah-ibadah lainnya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam besabda :

“Serukanlah kepada anak-anakmu melaksa-nakan shalat ketika sudah berumur tujuh tahun dan pukullah jika dia belum mengerjakannya padahal ia telah berumur sepuluh tahun” (HR Abu Daud dan Ahmad)


10. Tabarruj dan bersolek
Sebenarnya bersolek tidak dilarang bagi muslimah bahkan dianjurkan terutama kepada muslimah yang sudah menikah untuk menye-nangkan suaminya. Bersolek yang dianjurkan disini apabila berada di dalam rumah bersama keluarga sedangkan kalau hendak keluar maka tidak diperboleh-kan demi menghindari fitnah.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Siapa pun wanita yang mengenakan minyak wangi kemudian berjalan melewati suatu kaum agar mereka mencium baunya, maka wanita tersebut adalah pezina” (HR. Nasaa’i, Abu Daud dan Ahmad)

sumber

Artikel Terkait :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan koment disini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger